Saat Berita Dituliskan

Posted by Jammes 5/13/2008 0 comments
BERITA belum jadi berita kalau kita hanya berhenti pada tugas peliputan. Berita baru berwujud kalau kita menuliskannya. Percuma saja kita hebat di lapangan, kalau kita seorang reporter yang buruk menulis.


MENULIS adalah sebuah proses yang melewati tahap-tahap logika. Ada pola dalam menulis. Kita mengacu saja ke pola itu seperti penjahit membuat baju, atau seperti tukang kue yang memakai tuangan untuk membentuk kuenya. Tuangan dan pola untuk berita adalah urutan-urutan logika tadi.
1.Langkah pertama dari menulis adalah mengumpulkan fakta. Berita yang baik didahului oleh reportase yang baik. Kita harus menemukan detail dalam laporan yang seluruhnya menyusun satu tema.
2.Kalau kita sudah pegang seluruh data dan fakta, maka pilihlah apa yang menjadi fokus atau tema berita kita. Setiap berita harus punya satu saja tema dominan. Fokuslah pada tema itu. Tanpa fokus berita akan mengambang dan pembaca yang bingung membacanya.
3.Kalau sudah ketemu fokusnya, carilah mana dari fakta-fakta yang terkumpul itu yang paling menarik dan paling penting. Lalu susun dengan urutan logis tadi. Setiap bagian dari berita itu harus mengacu pada bagian sebelumnya. Pokoknya berurutan. Lekaslah selesaikan berita kita. Tak ada gunanya menunda.
4.Setelah selesai menulis, suntinglah. Jadilah editor pertama bagi tulisan kita sendiri. Pastikan tak ada bagian yang mengada-ada.
5.Ingat, jangan sia-siakan proses yang sudah kita lewati sebelum menulis. Jangan membuat berita yang serampangan. Ingat reportase, riset dan wawancara kita tak ada gunanya kalau kita tak menuntaskannya dengan tulisan yang baik.

Beginilah Struktur Berita

PERIHAL struktur berita tak susah dimengerti. Hanya ada beberapa pilihan. Pertama berceritalah apa adanya, secara kronologis. Atau, pilihan kedua, kita bisa memakai tiga bentuk berita: PIRAMIDA TERBALIK, NARATIF atau BERKISAH, atau JAM PASIR.
Apa pertimbangannya dalam memilih:
1.Bentuk yang paling populer adalah PIRAMIDA TERBALIK. Dalam bentuk ini, informasi disusun berdasarkan nilai pentingnya. Makin ke bawah makin tidak penting. Begitulah dalilnya.
2.Kenapa bentuk PIRAMIDA TERBALIK ini populer? Karena pembaca terlayani dengan baik. Informasi penting dijamin akan diperoleh lekas oleh pembaca, terutama bila ia pembaca yang buru-buru dan tak sabaran. Bentuk ini juga mendorong reporter untuk terbiasa menyortir informasi dan menyusunnya berurut dari yang penting ke kurang penting dan akhirnya ke yang tidak penting.
3.Apa kelemahan berita dengan bentuk piramida terbalik? Pertama, kalau dipotong, beritanya jadi kehilangan penutup. Sepertinya ditutup begitu saja. Tidak ada ketegangan dalam berita itu. Reporter kadang merasa sia-sia sudah menghabiskan waktu dan energi.
4.Alternatif dari bentuk PIRAMIDA TERBALIK adalah bentuk narasi, atau bentuk berkisah. Dalam bentuk ini diperlukan latar tempat, dialog, dan keteram-pilan menyusun kisah hingga mencapai klimaks dari berita itu. Sebuah berita dengan bentuk berkisah mengandung permulaan, pertengahan dan bagian akhir. Kutipan dibuat seperti percakapan yang benar-benar terjadi.
5.Bentuk ketiga dari struktur berita adalah JAM PASIR. Bentuk ini merupakan gabungan dari PIRAMIDA TERBALIK dan BERKISAH. Bentuk ini terdiri atas tiga bagian: Pertama, bagian yang mengabarkan isi berita; Kedua bagian peralihan; dan Ketiga bagian yang mengisahkan apa yang dikabarkan di bagian pertama. Berita-berita penangkapan oleh polisi menarik untuk ditulis dalam bentuk ini. Begitu juga halnya berita persidangan, dan kecelakaan. Keunggulan dua bentuk pertama terangkum dalam bentuk berita JAM PASIR ini. Pembaca lekas tahu apa yang akan didapatkan dalam berita itu, si reporter juga bisa menunjukkan kemampuannya menyusun narasi dan berita juga diakhiri dengan cerita yang lengkap.

0 comments:

Post a Comment