Persiapan Wawancara

Posted by Jammes 4/30/2008 0 comments
Ada tiga cara mengumpulkan informasi untuk berita yang hendak kita tulis – riset, pengamatan dan wawancara. Dari tiga hal itu, wawancara adalah hal yang pa-ling penting. Wawancara bisa dilakukan dengan ber-temu langsung, dengan telepon dan sekarang sudah lazim wawancara lewat e-mail alias surat elektronik. Wawancara bisa dilakukan dalam beberapa kali per-temuan, atau hanya beberapa menit dengan beberapa pertanyaan, misalnya ketika kita meminta pendapat Menteri yang hendak bersiap berangkat di bandara.

Apapun bentuknya, hasil wawancara itu menjadi informasi penting dalam berita kita.
Berikut petunjuk praktis wawancara yang baik :
1. Jangan bertanya kepada Dian Sastrowardoyo, An-da berperan sebagai apa dalam film Ada Apa Dengan Cinta? Dijamin, dia akan pergi sebelum men-jawab apa – apa. Masih mendingan kalau cuma pergi. Kalau dimaki – maki, “Lo jadi wartawan goblok banget sih..!” rasanya bukan salah Dian. Artinya sebelum wawancara siapkan diri dengan informasi mendasar tentang orang yang hendak kita wawancara. Jangan menjadi keledai bodoh di depan sumber.
2. Persiapan membuat kita percaya diri dan bisa mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang baik. Itu bisa mengirimkan sinyal kepada sumber kita bahwa dia tidak bicara kepada reporter yang salah. Bacalah apa saja yang sempat dan ada tersedia. Tanyalah siapa saja yang tau tentang sumber kita itu. Sumber kita akan jadi tidak pelit bicara kalau kita tahu apa hobinya, prestasinya dan apa saja hal kecil yang membanggakan dia. “Rempah dan bumbu dasar untuk sebuah wawancara yang hebat adalah pengetahuan tentang sang sumber. Itulah yang membuat keakraban sang reporter dengan si orang yang di wawancarai,” kata Tom Rosentiel, Pengarang buku Sembilan Elemen Jurnalisme bersama Bill Kovach.
3.Apa tema wawancara kita? Dari tema itu kemudian kita berangkat menyusun daftar pertanyaan. Mungkin kita akan bilang, “Ah, nanti kan bisa keluar pertanyaan yang spontan.” Memang, tetapi ingat cara terbaik un-tuk memancing pertanyaan spontan adalah dengan mempersiapkannya terlebih dahulu. Dengan bekal pertanyaan hebat dalam daftar yang kita pegang, kita bisa santai saat berhadapan dengan sumber. Sebab kita yakin kita tidak akan lupa pertanyaan penting untuk berita kita yang bakal kelewatan.
4. Susun kalimat pertanyaan kita dengan kalimat yang netral. Jangan bertanya, “anda kan TIDAK PERNAH setuju dengan pemberantasan korupsi dengan hukuman mati?” lebih baik bertanya, “Bisa URAIKAN kenapa anda mengusulkan korupsi diberantas sistematis dan tahap demi tahap?” umumnya wanita berumur tidka nyaman mengungkapkan berapa usianya sebenarnya. Jangan tanyakan itu langsung. Lebih baik kalau kita bertanya dengan pertanyaan terbuka. Misalnya, kalau kita tahu Nia Daniati mengeluarkan album pertamanya tahun 1982, kita bisa tanyakan umur berapa waktu itu dia. Kalau dia menjawab, kita tinggal menambahkan selisih tahun dengan usia saat itu.
5.Pilih pakaian yang pantas. Bertemu seorang wali kota tentu beda tuntutannya atas penampilan kita dibandingkan kalau kita harus mewawancarai anak jalanan. Pokoknya ikuti saja kepatutan – kepatutan berpakaian. Wawancara dengan penggali pasir di pinggir sungai tidak harus pakai dasi kan?
6. Ini agak susah. Buatlah suasana wawancara itu tidak seperti wawancara, tetapi lebih sebagai percakapan. Tetapi Anda juga harus tetap menjaga percakapan itu terstruktur sesuai dengan informasi yang ingin anda dapatkan. Jangan larut terbawa percakapan yang tidak ada nilai informasinya.
7. Tunggulah sebentar sebelum mengeluarkan pena dan notes. Buat suasananya enak dan dilihatlah kesiapan sis umber. Ini menentukan jalannya wawancara selanjutnya.
8. Tataplah mata si sumber dan tunjukkan kita menyimak jawabannya, tesenyumlah karena senyum adalah pelumasnya kata – kata. Senyum membuat kita dan si sumber kita santai.
9. Ketika sumber kita bicara, mengangguklah atau ge-rakkanlah bahasa tubuh lainnya untuk menunjukkan ki-ta mengerti dan menyimak terus. Duduklah di ujung depan kursi dan jangan bersandar. Condongkan tubuh ke arah sumber.
10. Amati dan catat bahasa tubuh sumber kita, pakai-annya, kondisi fisiknya, karakternya yang khas dan caranya berinteraksi dengan orang – orang disekitar dia. Ini akan membantu kita melukis dengan kata – kata dalam berita kita nanti untuk dinikmati pembaca. Ada banyak hal menarik yang tak terucapkan, anda perlu mendeskripsikannya. Apakah lukisan di dinding kantor atau ruang tamu rumahnya? Dan hal lain yang menarik, amatilah .
11. Catat dengan tulisan yang pasti bisa kita baca lagi.
12.Matikan telepon genggam atau pasang sinyal getaran saja. Suara telepon akan sangat mengganggu kelancaran wawancara. Yakinkan bahwa saat itu yang paling penting bagi anda saat itu adalah bicara dengan sis umber. Lupakan saja telepon masuk, meski-pun dari presiden.

0 comments:

Post a Comment