Warga Batam Keranjingan Money Game

Posted by Jammes 4/05/2008 0 comments
Ketika bunga deposito turun, ekonomi lesu darah, apa saja bisnis yang bisa berkembang dan menguntungkan? Inilah pertanyaan yang sering menge-muka di kalangan pelaku bisnis di Batam, setelah wait and see menunggu ekonomi membaik. Belakangan, beberapa di antaranya dan warga Batam terjun ke money game, internet marketing atau multi level marketing (MLM). Apa dan bagaimana bisnis money game?

SETUMPUK brosur fotokopian itu, menumpuk di atas mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebuah bank di Batam Centre. Isinya, mengajak ber-bisnis dengan mengirim uang ke beberapa nomor rekening tertentu. Tentu saja disertai kisah sukses mereka yang pernah ikut program tersebut dan ha-sil spektakuler yang didapatkan.
Namun, beberapa hari kemudian, tumpukan brosur di mesin ATM itu su-dah tidak ada lagi. Beberapa orang warga yang terpengaruh, mulai mengirim uang ke rekening yang tertera di brosur tersebut, masing-masing Rp80 ribu. Lalu, ia menunggu, saldo di rekeningnya sendiri membengkak secara ajaib. Diduga, ini merupakan praktik money game yang merambah Batam.
Apa itu money game? Bisnis seperti ini juga disebut bisnis piramid atau bisnis penggandaan uang. Agar orang tertarik (siapa yang tidak tertarik dapat uang dalam jumlah besar dalam tempo singkat?) mereka yang bergelut de-ngan bisnis ini menyebut sebagai bisnis MLM. Padahal, ini hanya sebagai kedok agar orang tertarik bergabung.
Pada bisnis MLM biasanya peserta hanya membayar uang pendaftaran reltif kecil atau sekitar Rp150 ribu dan mendapat keuntungan dari penjualan produk. Namun, bisnis money game uang pendaftaran bisa ratusan ribu yang digunakan untuk membayar bonus penghasilan orang yang sudah lebih dulu bergabung. Satu lagi, bisnis money game biasanya tidak memiliki produk yang dijual kepada konsumen. Kalaupun ada, mutunya asal-asalan dan hanya sebagai kedok belaka.
Menurut Safir Senduk, bisnis money game tampaknya bagus bagi mereka yang baru bergabung, tapi tidak bagi yang bergabung belakangan. Biasanya, Anda diminta mencari dua orang untuk disponsori, dan dua orang itu men-cari dua orang lagi, begitu seterusnya. Sebelumnya, Anda diminta menyetor sejumlah uang. Namun, dalam bisnis ini, tidak ada barang yang dijual seperti halnya multi level marketing (MLM).
Bagaimana asal muasal bisnis money game alias bisnis piramid ini ber-kembang? Penemunya disebut-sebut Chaels K Ponzi, seorang imigran Italia yang menetap di Kanada tahun 1903 dan dua kali masuk penjara karena ka-sus pemalsuan dan penipuan.
Tahun 1920 Ponzi mendirikan perusahaan jasa ’’kupon pos’’ di Boston. Dia berhasil meraup 9,5 juta dollar dari 10.000 investor dalam waktu sing-kat, dengan menjual surat perjanjian (promissory notes) “Bayar 55 sen untuk setiap sen, hanya dalam waktu 45 hari.”.
Ponzi kemudian disidangkan dengan tuduhan melakukan penipuan finan-sial. Metodanya dia namakan “buble burst”, dan kemudian kita kenal men-jadi “skema Ponzi”. Ponzi kabur ke Italia menjelang diadili, namun ia di-tangkap lagi dan setelah diekstradisi, ia meninggal tahun 1949. Biaya penguburannya pun dibiayai pemerintah Brasil.
Cerita Ponzi di atas adalah asal mula bisnis money game dan saat ini di-haramkan di seluruh dunia. Di Indonesia sendiri terjadi banyak kasus serupa, dengan mengelabui calon investor bahwa mereka perlu modal untuk bisnis mereka dan menjanjikan keuntungan yang besar dalam waktu singkat.
Di sisi lain, skema Piramid dari sistem Ponzi ini ternyata menarik para pebisnis untuk mengadopsi cara bisnis piramid ini dan kemudian kita kenal dengan Multi Level Marketing. Ini skema piramid yang dimodifikasi, lebih lunak, lebih merata dan diberi aturan, untuk menjadi alat marketing pro-duk/jasa. Skema piramida ini terbukti cukup ampuh untuk memasarkan produk/jasa yang tadinya tidak terkenal sama sekali, untuk langsung meraih pasar dalam waktu singkat, tanpa harus bersusah payah dan keluar biaya iklan di media massa.
Masih ingat kasus PT Qurnia Subur Alam Raya (QSAR) enam tahun lalu? Inilah salah satu kasus money game yang mengaku bergerak di bidang agrobisnis (menanam cabai, tomat, jamur, beternak sapi, kambing, cacing, dll) dan mengundang para investor untuk menanamkan modal dengan sistem bagi hasil.
Hebatnya, bisnis money game ini mampu memperdaya 6.800 korban dan menyedot uang mereka Rp500 Miliar. Inilah mega money game yang berhasil mengelabui; mulai dari orang-orang kecil sampai pejabat penting di Indonesia. Tawaran hasil investasinya benar-benar menggiurkan, sebesar 10 % per bulan dari jumlah uang yang ditanamkan. PT QSAR juga mengklaim telah membuka berhektar-hektar perkebunan di Sukabumi dan beberapa tempat lainnya (Bengkulu dan Makasar) serta mempekerjakan 10.000 lebih petani penggarap dan karyawan. Kedok PT QSAR akhirnya terbongkar.
Masih di Jawa Barat, sejumlah investor di Bandung tahun menderita ke-rugian antara Rp400-800 Miliar, setelah tertipu praktek money game ber-kedok bisnis BBM. Kasus yang terungkap sekitar bulan Oktober 2005 ini memiliki pola operasi yang sama serta tipikal korban yang sama seperti kasus-kasus money game sebelumnya.
Praktek money game yang dilakukan PT Cita Hidayat Komunikaputra ini, menjanjikan keuntungan berlipat ganda melebihi batas kewajaran. Kedoknya dengan menjalankan bisnis BBM, penjualan oli berbagai merek serta SPBU.
Kasus money game di Medan lebih gila lagi dan menelan dana triliunan. Adalah PT Banyumas Mulia Abadi (BMA) yang berkedok perusahaan pen-jual celana jins dan kaos. Selain di Medan, perusahaan ini juga bero-perasi di Aceh, Riau, Jakarta, Bandung, dan Surabaya. Saban hari, ratusan orang keluar masuk kantor perusahaan itu. Bagi para nasabah, bukan paket ka-osnya yang dibeli, tapi tawaran kompensasinya yang diincar.
Sekitar 70 paket ditawarkan, di antaranya paket istimewa dengan setoran pertama Rp3,7 juta (pokok Rp3,25 juta plus PPN 12 persen atau Rp390 ribu). Untuk setoran itu peserta mendapat kompensasi 13 kaos @ Rp7.500 (total Rp97,5 ribu), yang bisa diminta barang atau uangnya. Tiap member biasa dikenakan iuran Rp500 ribu sekali masuk, plus wajib membeli minimal empat paket per transaksi. Lalu 23 hari kemudian setoran mereka akan membengkak dan dikembalikan Rp6,5 juta per paket (belum termasuk kaos dan diskon 4 persen).
Berikutnya, paket standar terendah seharga Rp5,04 juta yang akan menjadi Suzuki Tornado GX atau uang sebesar Rp7,7 juta dalam 39 hari kerja. Lalu ada paket termahal seharga Rp565,6 juta untuk mendapatkan Mercedes Benz Elegance atau uang sebesar Rp878 juta.
Dengan kata lain, nasabah dibuat ‘hijau’ matanya dengan tingkat peng-embalian uang sebesar 400-500 persen per tahun! Bandingkan dengan bunga deposito atau tabungan. Tak pelak, tawaran menggiurkan dan digabung de-ngan sistem member get member itu dengan cepat menyebar ke masyarakat.
Apa yang terjadi kemudian? Ratusan nasabah BMA tertipu dan menuntut uang mereka dikembalikan. Dari pendataan komputer, uang nasabah yang tersedot dalam pembelian berbagai paket total mencapai Rp790 Miliar lebih. Untuk pembelanjaan tersebut seharusnya PT BMA menyediakan kompen-sasi laba kepada nasabah sebesar Rp1,3 Triliun. Namun dari hasil pendataan manual (karena tidak semua dana nasabah terinput di komputer), ternyata total pembelian paket oleh para nasabah mencapai Rp2,9 triliun dengan kewajiban kompensasi laba sebesar Rp5,7 triliun!
Money game atau skema piramid bisa berkedok bisnis apa saja. Mulai dari MLM, investasi, agrobisnis, perdagangan barang koleksi, internet mar-keting dan sebagainya. Siapa sih yang tidak tergiur ketika ditawari sebuah peluang bisnis yang dapat memberikan imbal hasil antara 15-20 persen per bulan atau 180-240 persen per tahun?
Apalagi bila pada saat yang sama bank-bank resmi hanya memberikan bunga pada kisaran 5-8 persen per tahun. Sementara, bank yang hanya memberikan bunga sangat kecil dan masih dipotong pajak lagi.
Lalu, bagaimana dengan bisnis piramid online, internet marketing dan sejenisnya yang juga mulai marak belakangan ini? Mari kita periksa sebentar. Seorang warga Batam yang menolak ditulis namanya, kini punya ’’mainan’’ baru yang menghasilkan uang. Ia ikut program investasi swiss-cash.com yang menjanjikan persentase pengembalian bunga menggiurkan. Ia kini asyik berinvestasi melalui situs Swisscash.com. Info ini didapatnya dari temannya di Malaysia. ’’Awalnya saya ragu, apakah ini tipu-tipu atau benar. Malah ada yang menanyakan ke kedutaan Swiss, ternyata perusahaan itu benar-benar ada,’’ katanya berkisah.
Caranya, uang sebesar 1000 Dolar AS dimasukkan ke rekening swisscash melalui bank tertentu. Syaratnya antara lain nomor paspor, alamat email dan nomor handphone.
’’Kita bisa mengecek di email yang sudah diberi ID dan password, baru buka situsnya. Dari situlah tahu kita sudah jadi member. Keuntungan yang diberikan, 3 bulan pertama return (keuntungan) 10 persen. Tiga bulan kedua dapat 15 persen dan tiga bulan ketiga dapat 20 persen dan tiga bulan keempat 25 persen dan tiga bulan kelima 30 persen. Ini karena dihitung lima hari kerja,’’ paparnya.
Keuntungan itu bisa diambil kapan saja, melalui bank mana saja. Namun, setiap transaksi dikenakan biaya 30 dolar AS. ’’Nah, caranya mengambil kontak dulu kawan-kawan lain sehingga biaya administrasi bank bisa dibagi-bagi,’’ujarnya seraya menyebutkan sudah dapat 2000 dolar AS dan duit investasi yang sebelumnya masih ada.
Bisnis online ini juga memberlakukan sistem member get member. Dari satu orang member yang berhasil diperoleh, ia akan langsung mendapat 10 persen dari nilai investasi yang ditanamkan. Namun, ia mengaku, kalaun uang yang ditanamnya melalui internet lenyap lantaran tidak tahu perusahaannya, itu resiko. ’’Ya nggak apa-apa. Kan yang kena tidak hanya saya,’’ katanya, enteng.
Belakangan, bisnis piramid online juga bermunculan di dunia maya alias internet. Setiap anggota atau member diminta membayar 67 dolar AS. Setelah itu, ia berhak merekrut anggota baru, memanfaatkan perpustakaan online, kursus program pensiun dini, memanfaatkan software kalkulator finansial, serta konsultasi melalui internet.
Anggota bisnis ini diiming-iming meraih penghasilan 6.569 dolar AS atau sekitar Rp65 juta sebulan. Dalam sistem ini, member diberi training e-marketing via internet selama 30 hari dan wajib merekrut minimal 4 anggota baru alias downline. Tiap bulan, anggota wajib membayar sekitar Rp1,1 juta selama 18 bulan tanpa berhenti. Biaya tersebut untuk biaya keanggotaan, autoresponder (software penjawab email, dan iklan di internet.
Nah, apabila berhasil merekrut seorang member baru (yang membayar 60 dollar), member ETI langsung mendapat head hunting bonus sebesar 41,50 dollar atau hampir 125 dollar untuk tiga member. Semakin banyak anggota direkrut, semakin besar pula bonus rekrutnya, atau semakin dekat ke arah penghasilan Rp65 juta per bulan yang dibayar melalui kartu ATM (Visa Pay Card).
Alhasil, dalam waktu singkat internet dipenuhi oleh puluhan website yang mengiklankan cara cepat menjadi kaya. Karena internet marketer kede-ngarannya baru dan canggih, tak pelak cukup banyak yang mencoba dan keranjingan.
Di internet, kini juga bertaburan berbagai peluang bisnis, dengan janji memberi penghasilan tak terbatas. ’’Program yang kami tawarkan bukanlah program money game, mlm atau program cepat kaya lainnya, diperlukan usaha dan proses pembelajaran,’’ begitu tertulis di pengantar websitenya.
Materi internet marketing yang diajarkan antara lain, prospek bisnis online, bagaimana menghasilkan uang lewat affiliate marketing dan google adsense, ezine publishing dan sebagainya. Juga diajarkan cara membuat website bagi pemula, panduan meng-upload file ke server, cara membuat Blog yang dilengkapi video training berbahasa indonesia dan lainnya.
Pada akhir penawarannya, ada pesan begini: Tidak ada keharusan untuk bergabung dengan peluang bisnis internet yang kami tawarkan, tetapi jika anda memutuskan - Anda bisa memulai hari ini sekarang juga dengan garansi 10 hari uang kembali 100 % apabila anda tidak puas dengan apa yang kami tawarkan.
Tapi waspadalah! Sifat manusia pada umumnya, yang menginginkan hasil sebesar-besarnya dengan usaha sekecil-kecilnya, atau tanpa usaha sama sekali, selalu dimanfaatkan oleh para penipu. Akibatnya, kekurang waspadaan seperti itu hanya akan membuat orang yang bersangkutan menderita kerugian besar dan menyesal berkepanjangan. Namun, semuanya terserah Anda, sebelum mengambil keputusan. Sebab, dalam bisnis, ada tipi-kal konservatif yang selalu berhati-hati, tipe moderat dan tipe risk taker alias berani mengambil resiko. Anda termasuk yang mana? ***

0 comments:

Post a Comment